LoGueEndNotes

[caption id="attachment_478" align="alignleft" width="300" caption="Katak"][/caption]

Pada tanggal 17 Agustus, di dunia para katak diadakan lomba panjat. Tapi kali ini yang dipanjat bukan sekadar pohon pinang, melainkan menara eifel.

Bolehlah di dunia lain ajang sepak bola menjadi ajang paling bergengsi, namun di dunia katak ajang panjat-memanjatlah yang paling spektakuler. Oleh karena itu peserta yang mendaftar sangat banyak. Mereka para katak-katak berotot sangat percaya diri bisa menaklukan puncak eifel.

Peraturannya tidak banyak; siapa yang paling dulu mencapai puncak, dia lah yang menang, dan tentunya tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu.

Gegapgempitalah saat para peserta mulai memanjat. Mereka optimis, ini tidaklah sulit.

Pada ketinggian 10 meter, para peserta mulai kecapekan. Mereka melihat ke atas dan sadar bahwa puncak masih sangat jauh. Melihat hal itu penonton berkomentar, bahwa ini akan sangat sulit.

"Mereka tidak akan pernah sampai puncak, masih terlalu tinggi."

Komentar itu sedikit mengganggu peserta.

"Betul. Belum setengahnya mereka sudah kecapekan.

Peserta mulai hilang kepercayaan diri.

"Ini semua akan sia-sia."

Komentar yang terakhir itu membuat seekor katak jatuh bebas ke bawah karena kehilangan konsentrasi.

Hal demikian membuat katak yang lain ragu. Awalnya ragu dan tak lama kemudian mereka yakin. Yakin bahwa mereka tidak akan sampai puncak. Satu demi satu katak berjatuhan, hingga akhirnya semua katak tidak ada yang bertahan, kecuali satu.

Satu katak itu terus naik, tanpa menggubris komentar-komentar miring dan sinis yang dilontarkan para penonton. Dia terus memanjat dan memanjat. Pada akhirnya dia berhasil mencapai puncak.

Semua katak bersorak-sorai karena keberhasilannya. Setelah Sang Jawara itu turun, dia lantas diwawancarai.

"Kenapa Anda dapat bertahan sampai puncak? Sedangkan peserta lainnya berjatuhan satu persatu? Mereka kehilangan kepercayaan diri, tetapi Anda tidak. Apa rahasia Anda agar kepercayaan diri Anda tidak hilang"  Tanya seorang wartawan.

Sang Jawara itu hanya diam. Tak ada jawaban. Semua katak yang ada di situ sedikit bingung kenapa dia diam saja.

Tiba-tiba ada seekor katak menerabas kerumunan menghampiri wartawan.

Dia berucap, "Maaf permisi. Ini teman saya." Dia menunjuk Sang Jawara. "Dia tidak bisa mendengar (tuli)."

7 Responses so far.

  1. hehe,, berarti untuk sukses harus tuli ya ham?
    kalau aku nemu ni cerita dibuku MLM , ikam ikut MLM kah?

  2. Kada perlu tuli, corek gin sudah cukup. Gkgkgkgk...
    q kdd mpat MLM. Ni cerita aku dengar dari Chief HMJ. Bisa ae inya tu yang mpat MLM.

  3. hahaha... Mahasiswa: Agent Of Change *Itu dulu...
    Sekarang.. Agent of MLM* Saya tunggu anda dibintang 5 . hahaha...

  4. fi says:

    emmmm,,,,,,Q juga pernah mendapatkan motivation ini pada mAKUL fp (filsafat pendidikan)
    CAN DO IT,,,,,last her say
    pi masalahnya,,,,bisakah qta bisa cuek lebek kaya' si katak ??/

  5. menone says:

    maknanya bagus lho itu.............. kadang kita sering kali gagal dikarenakan mendapat ucapan2 negatif dr org lain, sehingga kita ga PD dan akhirrnya gagal.............


    Salam persahabatan selalu dr MENONE

  6. Tatap mata saya. *Suara menggema dan mata melotot*
    Percayalah, apa aja bisa.

  7. Ok, salam persahabatan balik buatnya MENONE dari Ilham Kudo.

Leave a Reply