LoGueEndNotes

[caption id="attachment_433" align="alignright" width="239" caption="tua-tua di kampus"][/caption]

Ini cerita seorang mahasiswa yang menghabiskan masa mudanya di kampus. Mulai dari 5, 6, 7, 8 bahkan 9 taon nggak ada tanda-tanda mau diwisuda, yang ada malah gelagat hampir diwisuda secara privat (baca DO).

Sebagian orang memahami fenomena ini adalah akibat dari sangat bodohnya mahasiswa yang bersangkutan. Dulunya aku juga menduga selalu dan pasti begitu. Mereka itu bego, jadi skripsinya nggak kelar-kelar.

Selidik punya selidik, ternyata nggak selalu begitu. Tidak semua dari mereka goblok, ada yang sebenarnya mampu menyelesaikan, tapi malah menundanya. Perlahan aku bisa mengerti mereka, apalagi setelah aku menjadi bagian dari mereka, yaitu mahasiswa.

Alasan mereka: ketakutan dan kebingungan dan betah berstatus mahasiswa.

Kita semua sadar, ujung-ujungnya dari mahasiswa adalah cari kerja. Monyet juga tau kalo nyari kerja itu susah, makanya monyet nggak kerja (tumben-tumben aku pintar kayak gini).

Mahasiswa itu was-was, karena mahasiwa adalah status terakhir di mana seseorang yang ekonominya masih bisa ditanggung ortu. Habis itu, semuanya adalah tanggungan pribadi.

Menganggur adalah ketakutan. So, sebagian dari mereka lebih memilih untuk mengulur waktu karena belum siap untuk menganggur untuk jangka waktu yang susah ditebak.
Read More …

Aku pernah baca buku yang judulnya ada aja. Maksudnya, judul bukunya bukan ada aja, tapi nama bukunya males kusebutkan, karena menurut selera pribadiku, tu buku kampret banget.

Dalam buku itu ada ceritanya, ceritanya itu mendefinisikan, definisinya itu mengartikan cinta.

Penulis di situ mengartikan cinta selalu menjurus ke seks. Ceritanya panjang dan lebar dan bertele-tele. Alhasil pada intinya, penulis buku itu mengartikan cinta itu adalah seks. Tanpa seks, sepasang pecinta belumlah sempurna cinta di antara keduanya. Seks adalah sebagai bukti cinta.

Kalo boleh I think, aku gak terlalu suka dengan defenisi dan keharusan ngesex semacam itu. Bagiku cukup melakukan hal yang sederhana, yaitu bersikap untuk nggak egois. Untuk diri pribadi, aku menganggap cinta nggak hanya berputar-putar di kehidupan seks, tapi lebih dari itu.

Lagi pula hidupku bakal banyak mendapat masalah jika harus menyamakan ato mengharuskan cinta dengan seks semata. Soalnya banyak yang kucintai di dunia ini. Kayak ikan cupang punyaku, laptop, conan, bantal, hp, bak sampah de-el-el. Intinya masak aku harus "main" sama mereka semua.
Read More …

Institut Teknologi MalangBelakangan ini aku ngidam pengen curhat.

Kebanyakan orang pasti udah kenal sama ITB. But, kampusku bukan yang itu. Namanya sih mirip, cuman beda satu huruf. Tapi, perbedaannya mungkin sangat jauh, sejauh nyamuk sama obat nyamuk.

ITN adalah institut teknologi. Orang juga pada tau hal itu. Tapi banyak yang ketipu tentang huruf terakhir "N". Banyak orang sepintas mengira itu adalah singkatan dari "Negeri". Apakah itu benar?

Selidik punya selidik, terbukti bahwa kabar itu adalah dosa besar. "N" di situ untuk singkatan dari Nasional.
Read More …

Sebenarnya ini cerita lama. Tapi saking menjengkelkannya, aku jadi kepengen mengolok-olok budaya ini.

Udah tau sertifikat itu makhluk kayak apa kan? Pastinya iya dong. Tapi biar lebih enak, kutambahkan gambarnya.

Ini dia sertifikat yang ada di koleksiku.

[caption id="attachment_402" align="aligncenter" width="582" caption="Ini cuma becandaan. So, jangan diambil hati dan iri ke aku (keplak!)"][/caption]

Read More …

اقرأ باسم ربك

Lama nggak posting. Belakangan ini aku buntu mau posting apa. Aku merasakan ada sesuatu yang salah. Semacam seperti ngga makan lama, padahal makan itu perlu. Kenapa makan itu perlu?

Supaya bisa pup.

Tapi ini bukan masalah makan dan akibat dari makan (red; baca buang air).

Kali ini emang sedikit agak ngelantur. Namanya juga lagi buntu. Setelah tidur 8 jam, makan nasi goreng dan ngasi makan ikan cupang, aku jadi kepikiran blog.

Kasian tu blog. Udah lumayan lama nggak dikasih makan dia. Aku juga nggak pengen jadi majikan yang buruk, seperti sebagian orang Malaysia (ehem ehem).

Namun masalahnya itu aku lagi buntu. Selidik punya selidik, ternyata emang ada yang salah pada diri aku selama ini.

Pas waktu buka lemari, aku kaget ada benda nongol dari dalam. Berdebu dan sangat menyedihkan. Ya, itu buku bacaan yang belum tuntas kubaca. Aku jadi sadar, sebenarnya emang ada yang salah.

Aku lama nggak baca buku.

Padahal kutu paling bodoh segalaksi bima sakti pun tau, kalo nulis itu mirip sama berak. Semacam nuangin ke dalam bentuk tulisan. Makanya itu, biar beraknya lancar, kita harus makan yang benar. Dalam kasus postingan ya kita musti baca. Baca teratur, tulis teratur. Baca serampangan, tulis serampanga. Baca porno, tulis porno.

Membaca itu baik dan terdengar modern, teman.





Read More …



[caption id="attachment_345" align="alignleft" width="590" caption="Rumus: Elektronik=Wanita"][/caption]

Jujur aku agak sedikit plin-plan. Oke, sebenarnya sangat plin-plan dengan benda-benda elektronik dan  --- juga wanita.
Read More …

[caption id="attachment_336" align="aligncenter" width="747" caption="Hasil Penambahan"][/caption]

Ije: Hoi, Ge! Barusan tadi aku liat TV. Katanya kalo mau beli ikan asin cari yang dihinggapi lalat. Itu tandanya ikan asinnya bebas dari formalin.

Ige: Masa gitu?

Ije: Iya, katanya sih gitu. Percaya nggak?

Ige: Bener ato nggak, aku tetep nggak pengen beli yang dirubungin lalat.

Ije: Lho, emang kenapa?

Ige: Ya iyalah. Kan lalat nggak pake sepatu, nggak suka cuci kaki pula. Kalo kakinya itu bekas nginjak formalin atau benda aneh lainnya, sama aja boong.

Peribahasanya: keluar dari mulut singa masuk ke mulut Buaya.

Images by google.

Edited by Photoshop CS 3.
Read More …